Rabu, 12 Desember 2012


Puisi Kiamat
KAU INI BAGAIMANA


Kau ini bagaimana..
Kau ingin pandai dan serba bisa
Kau tidak sungguh-sungguh mempelajarinya
Kau ingin menjadi kaya
Kau malas dan gemar foya-foya

Kau ini bagaimana...
Kau ingin berkedudukan tinggi
Kau hanya duduk berdiam diri
Kesuksesan dan keberhasilan yang kau cari
Bermalas-malasan yang kau gemari

Kau ini bagaimana...
Katanya kau ingin hidup sejahtera
Kau hanya pandai melamun dan mengeluh saja
Kau ingin bahagia
Jalan kebahagiaan tidak kau laluinya

Kau ini bagaimana...
Kau ingin anakmu bahagia
Kau menyengsarakannya
Kau ingin anakmu pandai
Kau malah membodohkannya

Kau berharap anakmu menjadi taat
Kau menyesatkannya
Kau ingin anakmu bertaqwa
Kau tidak pernah mencontohinya

Kau ini bagaimana...
Kau ingin anakmu menjadi baik
Keburukan selalu kau pamerkan di hadapannya
Kau ingin anakmu berguna
Kau sendiri tidak berguna

Kau ini bagaimana...
Kau ingin agar orang baik padamu
Sikapmu bikin hati orang menjadi pilu
Kau ingin agar orang menghormatimu
Kau hanya menuruti egomu

Kau ini bagaimana...
Katanya kau ingin  taat
Kau hobi maksiat
Kau ingin  bertaqwa
Ketaqwaan hanya di bibirmu saja

Kau ini bagaimana...
Kau ingin jauh dari kerendahan
Teman sendiri kau rendah-rendahkan
Kau ingin jauh dari kesesatan
Saudara sendiri kau sesat-sesatkan

Kau bilang kau benci kemunafikan
Kau malah memunafik-munafikkan kawan
Katanya kau tidak suka kemusyrikan
Kau gemar memusyrik-musyrikkan teman

Kau ini bagaimana...
Kau ingin menjadi orang suci
Kesucian malah kau nodai
Kekafiran yang ingin kau jauhi
Kau malah mengkafir-kafirkan teman sendiri

Kau ini bagaimana...
Kau mengatasnamakan manusia
Kau tidak mau memanusiakan manusia
Kau mengatasnamakan negara
Kau malah merusaknya

Kau mengatasnamakan Agama
Agama kau injak-injak nilainya
Kau mengatasnamakan Tuhan
Tuhan tidak lagi kau anggap namaNya

Kau ini bagaimana..
Kau ingin selamat dunia ahirat
Jalan kecelakaan yang kau buat lewat
Kau ingin masuk Surga dan jauh dari Neraka
Kau menjauh dari jalan tuhan yang maha Esa

KAU INI BAGAIMANA...?!
Jawab di hati masing-masing.


Yogyakarta 12-12-2012


Kamis, 30 Agustus 2012

ZIARAH KUBUR

Ziarah kubur adalah sebuah ritual yang ada sejak zaman dahulu bahkan sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw.  ziarah kubur ini seringkali menjadi konflik di tengah masyarakat kita. oleh karena itu kami akan membahasnya dengan cara menunjukkan dasar dan alasan dari masing-masing pihak dengan harapan semoga dengan cara yang demikian ini kita lebih mudah untuk menempuh jalan yang lurus.

A. HUKUM ZIARAH KUBUR:
dalam hal ini terdapat beberapa macam pendapat:

a. yang mengharamkan secara muthlak:
hukum ziarah tersebut hukumnya haram, karena nabi melarang dan bahkan melaknati para peziarah kubur. nabi bersabda:
لَعَنَ رَسُولُ اللهِ زَوَّارَاتِ الْقُبُور
“Rasulullah melaknat (dalam lafadz lain: Allah l melaknat) wanita yang sering berziarah kubur.” (HR. Ahmad)

b. yang menghalalkan ziarah hanya pada orang tuanya.
hukum ziarah itu boleh hanya kepada orang tuanya, karena nabi bersabda: 
ketika anak adam itu meninggal dunia, maka amalnya terputus kecuali 3 perkara: shodaqoh jariyah, ilmu bermanfaat dan anak yang solih.

c. yang menghalalkan ziarah kubur ke tempat yang dekat dan haram ke tempat yang jauh:
- Hukum ziarah itu sunnah. karena nabi telah bersabda: 
نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا
“Aku dulu melarang kalian ziarah kubur, (sekarang) ziarahlah kalian ke kuburan.” (HR. Muslim).
-Tapi tidak diperbolehkan ziarah kubur ke makam yang jauh karena menghabiskan banyak biaya. nabi bersabda:
لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ، الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ  وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى
“Tidak boleh melakukan bepergian jauh (demi ibadah di tempat tersebut dengan anggapan mulianya tempat tersebut) kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidir Rasul, dan Masjidil Aqsha.” (HR. al-Bukhari)

d. yang menghalalkan secara muthlaq: 
*. pada awal mulanya Nabi melarang para sahabat untuk berziarah kubur bahkan sampai ada sabda:
 لَعَنَ رَسُولُ اللهِ زَوَّارَاتِ الْقُبُور
“Rasulullah melaknat (dalam lafadz lain: Allah l melaknat) wanita yang sering berziarah kubur.” (HR. Ahmad)
hal itu disebabkan karena waktu itu iman dan akidah para sahabat belum mapan sehingga Ketika pondasi Islam telah mantap, hukum-hukumnya telah kokoh, dan rambu-rambunya telah tampak, mereka pun dibolehkan berziarah kubur. dengan demikian hukum ziarah tersebut adalah sunnah karena nabi bersabda:
إِنِّي كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمُ الْآخِرَةَ
“Dulu aku pernah melarang kalian berziarah kubur, sekarang berziarahlah kalian ke kuburan karena itu akan mengingatkan kalian kepada akhirat.” (HR. Muslim dari Buraidah bin Hushaib z).
*. ziarah kubur ke tempat yang jauh selagi mampu itu diperbolehkan karena tidak ada larangan untuk ziarah kubur ke tempat yang jauh. sedang hadist nabi: 
لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ، الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ  وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى
“Tidak boleh melakukan bepergian jauh (demi ibadah di tempat tersebut dengan anggapan mulianya tempat tersebut) kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidir Rasul, dan Masjidil Aqsha.” (HR. al-Bukhari). hadist ini menerangkan tentang hukum bepergian ke masjid dengan maksud bahwa semua masjid di dunia itu sama saja kecuali 3 masjid tersebut dan tidak ada hubungannya dengan ziarah kubur.

Lalu apa tanggapan anda sendiri tentang ziarah kubur setelah kami uraikan masing-masing alasan dari macam-macam pendapat yang berbeda ini..?! secara pribadi kami berpendapat bahwa ziarah kubur itu halal secara muthlak karena tidak ada alasan untuk mengharamkannya.

B. TUJUAN ZIARAH KUBUR

sengaja tujuan ziarah kubur ini kami letakkan setelah hukum ziarah kubur karena kami ingin menghargai mereka-mereka yang mengharamkannya dengan membahas hukumnya terlebih dulu.
berikut adalah tujuan-tujuan ziarah kubur:

1. Mengingat akhirat, mengambil ibrah dan nasihat.
Nabi telah mengisyaratkan hal ini dengan sabdanya:
فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمُ الْآخِرَةَ
“Berziarahlah kalian ke kuburan karena itu akan mengingatkan kalian kepada akhirat.”
2. Berbuat baik kepada mayit
Ini terwujud dengan dia mendoakan dan memintakan ampunan serta rahmat bagi penghuni kubur.
3. Berbuat baik kepada diri sendiri
Dengan melakukan ziarah kubur, dia telah menjalankan dan mengamalkan sunnah Rasulullah.

C. ZIARAH KUBUR DI WAKTU TERTENTU
Banyak sekali orang yang berpendapat tentang ketidakbolehan mengkhususkan ied (hari raya) atau bulan Ramadhan untuk berziarah kubur atau hari-hari tertentu. Ada sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin t, “Apa hukum mengkhususkan hari raya dan hari Jum’at untuk berziarah kubur? Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin t menjawab, “Pengkhususan hari Jum’at dan ied untuk berziarah kubur tidak ada asalnya di dalam sunnah. Pengkhususan ziarah kubur pada hari ied dan keyakinan bahwa hal itu disyariatkan, teranggap sebagai perbuatan bid’ah….” (kutipan dari Fatawa asy-Syaikh Ibnu Utsaimin 17/286 pertanyaan no. 259)
pertanyaan:
*. salahkah kita jika ziarah kubur menjelang bulan romadlon demikian juga menjelang eid?! tentu saja tidak salah dan itu diperbolehkan.
*. jika ziarah menjelang romadlon dan menjelang eid ( romadlon akhir ) sudah jadi kebiasaan kita dan menjadi tradisi kita apakah itu dianggap salah dan bahkan bid'ah?! tentu saja tidak dan hal tersebut dianjurkan. karena sesungguhnya perbuatan baik itu boleh dilakukan kapan saja dan dimana saja asal tidak bertentangan dengan al qur,an dan al hadits.
*. apa salah jika kita merutinkan ziarah pada hari jum'at?! tentu tidak salah. 
Jika kebiasaan-kebiasaan baik ini dilarang maka sesungguhnya kita tidak boleh mengadakan pengajian di hari tertentu yang kita mau, kita tidak boleh melakukan kesunahan-kesunahn di hari yang kita suka, kita tidak boleh melakukan kebaikan apapun di hari dan kesempatan yang kita inginkan, dan pendapat seperti ini adalah pendapat yang gila dan tidak waras!.
D. RITUAL SAAT ZIARAH KUBUR
ziarah kubur adalah sebuah ibadah yang dianjurkan nabi muhammad saw. lalu apa yang boleh dilakukan saat ziarah atau anjuran apa yang sebaiknya kita lakukan saat kita ziarah? 
Saat ziarah hendaknya kita melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. berdoa untuk diri sendiri, orang lain, dan mayit, karena Alloh berfirman: 
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang“.” (QS. Al Hasyr: 10)
b. Mengingat akhirat, mengambil ibrah dan nasihat bahwa kita semua besok akan menyusul mereka yang sudah meninggal dan kembali kepada Alloh swt.
Nabi telah mengisyaratkan hal ini dengan sabdanya:
فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمُ الْآخِرَةَ
“Berziarahlah kalian ke kuburan karena itu akan mengingatkan kalian kepada akhirat.”
c. membaca alqur'an dan apa saja yang dapat mendekatkan diri kita terhadap Alloh swt. jika ada yang berkata bahwa membaca alqur'an dan kalimah thoyyibah itu bid'ah, maka sesungguhnya membaca alqur'an dan kalimat-kalimat yang diajarkan rosul spt membaca tasbih, tahmid, tahlil, dan lain-lain itu boleh dilakukan di mana saja dan kapan saja termasuk di kuburan ( selain waktu dan tempat yang dilarang spt: di kamar mandi dll. ).

wallohu a'lam

Minggu, 29 Juli 2012

MENIKAHI WANITA HAMIL DAN HUKUM KEWALIAN SANG ANAK 


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Menikahi wanita yang sedang hamil adalah sebuah perkara yang sering terjadi di lingkungan kita dan hal tersebut menjadi sesuatu yang fenomenal yang perlu kita bahas agar kita tidak terjebak dalam gelapnya kesalahan dan dosa.
Dalam hal ini kami akan mencoba untuk bertindak obyektif dengan menyebutkan alasan masing-masing dari yang mengharamkan demikian juga yang menghalalkannya, sehingga anda sebagai pembaca bisa mengambil keputusan sendiri tentunya setelah anda mengkajinya lebih dalam.

I. Menikahi wanita hamil
A. Jika yang akan dinikahi adalah wanita hamil yang ditinggal pergi suaminya, maka dalam hal ini semua ulama sepakat bahwa menikahi wanita hamil tersebut tidak dipebolehkan karena Alloh berfirman:
وَأُولَاتُ الْأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنْ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ
“Dan perempuan-perempuan yang hamil waktu ‘iddah mereka sampai mereka melahirkan kandungannya.” (QS. Ath-Tholaq: 4)

B. Tapi jika yang akan dinikahi adalah wanita hamil karena zina, maka dalam hal ini terdapat perbedaan para alim ulama. dan berikut ini adalah sebagian dari alasan-alasannya dan sengaja kami rangkum dalam bentuk diskusi agar lebih mudah untuk difahami:

a. * yang mengharamkn:
Menikahi wanita hamil sebab zina itu tidak boleh karena Alloh berfirman:
 وَأُولَاتُ الْأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنْ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ
“Dan perempuan-perempuan yang hamil waktu ‘iddah mereka sampai mereka melahirkan kandungannya.” (QS. Ath-Tholaq: 4)

     *. yang menghalalkan: 
Hukumnya diperbolehkan karena tidak ada ayat atau hadist yang mengharamkannya. adapun dasar: وَأُولَاتُ الْأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنْ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ adalah dasar yang kurang tepat jika dijadikan alasan untuk mengharamkan pernikahan tersebut karena ayat itu untuk wanita hamil yang di tinggal suaminya.
b.  *. yang mengharamkan:  
Alloh juga berfirman:
وَلَا تَعْزِمُوا عُقْدَةَ النِّكَاحِ حَتَّى يَبْلُغَ الْكِتَابُ أَجَلَهُ
“Dan janganlah kalian ber’azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah sebelum habis ‘iddahnya.” (QS. Al-Baqarah: 235 .

     *. yang menghalalkan: 
Ayat وَلَا تَعْزِمُوا عُقْدَةَ النِّكَاحِ حَتَّى يَبْلُغَ الْكِتَابُ أَجَلَهُ itu tidak bisa dijadikan dasar untuk mengharamkannya karena ayat tersebut untuk wanita yang punya 'iddah, sedangkan wanita hamil sebab zina tidak punya 'iddah.
c. *. yang mengharamkan: 
Nabi juga bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلاَ يَسْقِ مَاءَهُ زَرْعَ غَيْرِهِ
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka jangan ia menyiramkan airnya ke tanaman orang lain.” (HR. Ahmad 4/108, Abu Daud no. 2158, At-Tirmidzi no. 1131, Al-Baihaqy 7/449, Ibnu Qoni’ dalam Mu’jam Ash-Shohabah 1/217, Ibnu Sa’ad dalam Ath-Thobaqot 2/114-115, Ath-Thobarany 5/no.4482 dihasankan oleh Syeikh Al-Albany dalam Al-Irwa` no. 2137). 

      *. yang menhalalkan: 
Dasar itu masih umum dan tidak bisa dijadikan alasan untuk mengharamkan pernikahan tsb, karena kalau pria yang menzinai itu menikahinya, maka dia bukan menyirami tanaman orang lain tapi menyirami tanaman sendiri. dasar tersebut untuk wanita hamil yang ditinggal suaminya dan bukan untuk wanita hamil sebab zina.

Karena tidak adanya alasan yang jelas tentang keharaman menikahi wanita hamil sebab zina, maka nikahnya tetap boleh dan syah.disamping itu nabi bersabda: 

ﺃﻭﻠﻪ ﺴﻔﺎﺡ ﻭﺃﺨﺭﻩ ﻧﻜﺎﺡ. ﻭﺍﻠﺤﺮﺍﻡ ﻻﻴﺤﺮﻡ ﺍﻠﺤﻼﻞ
“Dari A’isyah RA, Rasululloh ditanya tentang seorang laki- laki yang berzina dengan seorang wanita dan dia bermaksud menikahinya. Maka Rasululloh menjawab: ” Awalnya adalah  kumpul kebo (sifaah) dan akhirnya adalah sebuah pernikahan. Sesungguhnya  perbuatan harom itu tidak dapat menghalangi  terjadinya (pernikahan) yang halal”. H.R.At- Thobarony dan Ad- Daaruquthniy.
Menurut hadist ini Rasulullah pernah memberi izin pernikahan wanita hamil zina walaupun tentu saja  hukum had tetap berlaku bagi mereka.
Kehalalan pernikahan tersebut juga disetujui sebagian besar ulama, diantaranya adl:
#diambil dari kitab bughyatul mustarsyidiin
بغية المسترشدين [ص 419]
مسألة : ي ش) : يجوز نكاح الحامل من الزنا سواء الزاني وغيره ووطؤها حينئذ مع الكراهة.
بغية المسترشدين [ص 496]المكتبة الشاملة.

(مسألة : ي ش) : نكح حاملاً من الزنا فولدت كاملاً كان له أربعة أحوال ، إما منتف عن الزوح ظاهراً وباطناً من غير ملاعنة ، وهو المولود لدون ستة أشهر من إمكان الاجتماع بعد العقد أو لأكثر من أربع سنين من آخر إمكان الاجتماع ، وإما لاحق به وتثبت له الأحكام إرثاً وغيره ظاهراً ، ويلزمه نفيه بأن ولدته لأكثر من الستة وأقل من الأربع السنين ، وعلم الزوج أو غلب على ظنه أنه ليس منه بأن لم يطأ بعد العقد ولم تستدخل ماءه ، أو ولدت لدون ستة أشهر من وطئه ، أو لأكثر من أربع سنين منه ، أو لأكثر من ستة أشهر بعد استبرائه لها بحيضة وثم قرينة بزناها ، ويأثم حينئذ بترك النفي بل هو كبيرة ، وورد أن تركه كفر ، وإما لاحق به ظاهراً أيضاً ، لكن لا يلزمه نفيه إذا ظن أنه ليس منه بلا غلبة ، بأن استبرأها بعد الوطء وولدت به لأكثر من ستة أشهر بعده وثم ريبة بزناها ، إذ الاستبراء أمارة ظاهرة على أنه ليس منه لكن يندب تركه لأن الحامل قد تحيض ، وإما لاحق به ويحرم نفيه بل هو كبيرة ، وورد أنه كفر إن غلب على ظنه أنه منه ، أو استوى الأمران بأن ولدته لستة أشهر فأكثر إلى أربع سنين من وطئه ، ولم يستبرئها بعده أو استبرأها وولدت بعده بأقل من الستة ، بل يلحقه بحكم الفراش ، كما لو علم زناها واحتمل كون الحمل منه أو من الزنا ، ولا عبرة بريبة يجدها من غير قرينة ، فالحاصل أن المولود على فراش الزوج لاحق به مطلقاً إن أمكن كونه منه ، ولا ينتفي عنه إلا باللعان والنفي ، تارة يجب ، وتارة يحرم ، وتارة يجوز ، ولا عبرة بإقرار المرأة بالزنا ، وإن صدقها الزوج وظهرت أماراته.


# dan diambil juga dari kitab iqna'


الاقناع في حل ألفاظ أبى شجاع ـ مفهرس [3 /240]
لو زنت في عدة الوفاة أو الطلاق وحبلت من الزنا لم يمنع ذلك انقضاء العدة ولو كان الحمل مجهول الحال حمل على أنه من زنا قاله الروياني في جمع الجوامع.
فرع:لو نكح حاملاً من الزنا صح نكاحه بلا خلاف.وهل له وطؤها قبل الوضع وجهان أصحهما نعم إذ لا حرمة له ومنعه ابن الحداد.
الشرط الثاني أن تضع الحمل بتمامه فلو كانت حاملاً بتوأمين لم تنقض العدة حتى تضعهما حتى لو كانت رجعية ووضعت أحدهما فله الرجعة قبل أن تضع الثاني وإنما يكونان توأمين إذا وضعتهما معاً أو كان بينهما دون ستة أشهر فإن كان بينهما ستة أشهر فصاعداً فالثاني حمل آخر.

# Diatas telah kami sebutkan dasar masing-masing argumen dari yang menghalalkan demikian juga yang mengharamkannya. lalu apa pendapat pribadi anda dalam hal ini? secara pribadi kami berpendapat bahwa: menikahi wanita hamil sebab zina itu diperbolehkan.

II. Hukum anak yang lahir

A. menurut madzhab imam syafii: 
a. Jika anak tersebut lahir setelah lebih dari 6 bulan sejak pernikahan, maka wali anak tersebut adalah orang yang menghamili dan menikahi ibunya.
dasarnya adalah:
1. jumhurul ulama yang memadukan dua ayat berikut ini:
ﻮﺤﻤﻠﻪ ﻭﻔﺼﺎﻟﻪ ﺜﻼﺜﻮﻦ ﺸﻬﺮﺍ ………(ﺍﻷﺤﻘﺎﻒ١٥)
ﻮﻔﺼﺎﻟﻪ ﻔﻰ ﻋﺎﻤﻴﻦ ……………………(ﻟﻗﻤﻦ١٤)
Menurut Surat Al- Ahqoof 15, waktu mengandung dan menyapih = 30 bulan
Menurtut Luqman 14, waktu menyapih itu =…………………………………= 24 bulan
Jadi waktu hamil minimal = …………………………………………………………….=  6 bulan
Sesuai dengan pernyataan tersebut, para alim ulama menghitung jumlah 180 hari: 6bln itu dari
pernikahan, bukan dari mulainya hubungan sekssual diantara kedua orang tua biologisnya.

2. ghoyatut talhis.
  غاية التلخيص: نكح حاملا من الزنا فأتت بولد لزمن إمكان وطئه منه بأن ولدت لستة أشهر ولحظتين من عقده وإمكان وطئه لحقه.

b. Jika anak tersebut lahir kurang dari 6 bulan sejak pernikahan, maka walinya adalah wali hakim.


B. menurut madzhab abu hanifah: 
a. Jika dia menikahi ibunya sebelum sang anak lahir, maka dia menjadi walinya, karena nabi bersabda:


ﺍﻟﻮﻠﺪ ﻟﻟﻔﺮﺍﺶ ﻮﻠﻠﻌﺎﻫﺮ ﺍﻠﺤﺠﺮ  . ﺮﻮﺍﻩ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﺍﻻ ﺍﻟﺗﺮﻤﺬﻱ
“Anak itu dinasabkan kepada  suami ibunya , sedangkan bagi si pelaku zina dia harus dihukum (dera/rajam)”. Hadist riwayat Jama’ah  ahli hadist terkecuali Turmudzi.

b. jika dia menikahi ibunya setelah sang anak lahir atau ibunya dinikahi orang yang tidak menghamilinya maka kewalian anak tersebut adalah wali hakim.
 لحاوي الكبير للماوردي ـ ط الفكر [8 /454]
وَقَالَ أَبُو حَنِيفَةَ : إِنْ تَزَوَّجَهَا قَبْلَ وَضْعِهَا وَلَوْ بِيَوْمٍ لَحِقَ بِهِ الْوَلَدُ ، وَإِنْ لَمْ يَتَزَوَّجْهَا لَمْ يَلْحَقْ بِهِ  
apabila yang menghamili itu menikahinya sebelum anak lahir walaupun cuma sehari, maka anak tersebut menjadi haknya (dia ayah bayi tsb). dan apabila dia tidak menikahi wanita tsb, maka dia tidak menghaki anak tsb.

C. menurut ulama lain
Anak tersebut walinya adalah wali hakim, karena pernikahan tersebut tidak syah.

# Apa tanggapan anda tentang kewalian anak tersebut? secara pribadi kami cenderung dengan pendapat para ulama' syafiiyyah.

Demikian yang dapat kami sampaikan. terimakasih atas kesediaan anda untuk membaca dan mengkoreksi artikel ini. semoga bermanfaat..amiin

wallohu a'lam... 


berikut ini adalah diskusi kami bersama teman-teman di facebook tentang hukum pernikahan wanita hamil karena zina dan hukum kewalian anak yang lahir dari wanita tersebut:
280689 · · · Tandai Teman
  • Anda, Rahmali Plane, Wreda Adi, dan 86 orang lainnya menyukai ini.
  • 450 dari 806
    • Ina Tanjung Makasih.Skrg ikut menyimak aja.
      1 Mei pukul 6:13 melalui seluler · · 2
    • Faizatul Ummah mo' coment...sy g faham sama bahasa para comentator semua jangan2 jawaban saya malah sama cuma beda gaya bahasa aja
      1 Mei pukul 6:13 · · 3
    • Habib Asy'ari Ahmad Faizatul Ummah: sma juga gak pa2, setidaknya mjd penguat bagi yang lain...silakan mbak...-:)
      1 Mei pukul 6:18 · · 2
    • Faizatul Ummah m'f sebelumnya kiranya terjadi kekeliruan pada saya mungkin itu kekurangan dan kebodohan saya sebagai manusia. menurut saya kita kembali kpd hukum asal perkawinan, yg mana org hamil baik itu dicerai suami ato ditinggal mati sama suaminya tidak boleh menikah kecuali liwad'il hamli, jadi menurut saya jika terjadi kasus seperti diatas maka nikahnya tidak sah, nikahnya hanya bertujuan mungkin satu menutupi aib keluarga dan banyak pertimbangan2 yg lain, sebab si suami tidak boleh menggauli istrinya sebelum dia melahirkan, kenapa islam begitu ketatnya agar manusia lebih hati2 terhadap kehormatannya, kedua jelas nasabnya kepada sang ibu tidak kepada selain ibu, bahkan org yg menghamili klo anaknya besar dia cantik bapak secara biologis tadi boleh menikahi ko' begitu kira2 jadi perempuan muslim harus berhati2.......namun ketika nikah habis melahirkan maka kedudukan anak sama bapaknya tadi sebagai anak rodho' ato anak susuan si istri begitu kira2....mohon d tafsil
      1 Mei pukul 6:33 · · 2
    • Narko Afandi ws2,,ndang turu dsk,ngko bngi malah karipan
      1 Mei pukul 6:54 melalui seluler · · 3
    • Habib Asy'ari Ahmad Faizatul Ummah: sib, pendapat anda hampir sama dgn yang di atas, tpi sedikit beda..sib2. Narko Afandi: sante aja pak yai, tadi malem aku dah tidur sebentar..hee. monggo dilanjut.
      1 Mei pukul 6:57 · · 2
    • Narko Afandi tolong gus Habib utk smntara disimpulkn dlu biar lbh terarah tdk kemana2,sy ada usul bhwa ALL boleh bertanya ssuai keinginan masing2 asalkn msh trkait dg soal no 2 akan tetapi jk prtnyaan dr ALL yg 1 belum tuntas jgn membuka prtnyaan dr ALL yg lain,jika ada yg tanya lg ckup ditampung dlu dibuat bhan pengembangn prtnyaan slnjutx,dg bgitu wawasn kita selain luas tp jg menguasai smua prmsalhn yg ada..ini usulan dr sy mas bro,,

      Kemudian terlepas dr masalah ini sy mau ngopi dlu,,,
      1 Mei pukul 7:14 melalui seluler · · 4
    • Habib Asy'ari Ahmad ‎@FOR ALL: atas permintaan dari pak narko, akan kami simpulkan diskusi soal yang pertama. berikut adl dasar2 tmn2 yang mengharamkan demikian juga yang menghalalkan nikah saat hamil sebab zina (jika salah mohon di benarkan):

      A. * yang mengharamkn: وَأُولَاتُ الْأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنْ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ
      “Dan perempuan-perempuan yang hamil waktu ‘iddah mereka sampai mereka melahirkan kandungannya.” (QS. Ath-Tholaq: 4)




      *. yang menghalalkan: dasar tersebut kurang kuat karena ayat itu untuk wanita yang di tinggal suaminya.

      B. *. yang mengharamkan:
      وَلَا تَعْزِمُوا عُقْدَةَ النِّكَاحِ حَتَّى يَبْلُغَ الْكِتَابُ أَجَلَهُ
      “Dan janganlah kalian ber’azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah sebelum habis ‘iddahnya.” (QS. Al-Baqarah: 235 .




      *. yang menghalalkan: dasar tersebut tidak kuat juga karena ayat itu intuk wanita yang punya iddah, sedangkan wanita hamil sebab zina gak punya iddah.

      C. *. yang mengharamkan:

      مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلاَ يَسْقِ مَاءَهُ زَرْعَ غَيْرِهِ
      “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka jangan ia menyiramkan airnya ke tanaman orang lain.” (HR. Ahmad 4/108, Abu Daud no. 2158, At-Tirmidzi no. 1131, Al-Baihaqy 7/449, Ibnu Qoni’ dalam Mu’jam Ash-Shohabah 1/217, Ibnu Sa’ad dalam Ath-Thobaqot 2/114-115, Ath-Thobarany 5/no.4482 dihasankan oleh Syeikh Al-Albany dalam Al-Irwa` no. 2137).




      *. yang menhalalkan: dasar itu masih umum dan tidak bisa dijadikan alasan untuk mengharamkan pernikahan tsb, karena kalau cowok yang menzinai itu menikahinya, maka dia bukan menyirami tanaman orang lain tapi menyirami tanaman sendiri.

      Karena tidak adanya alasan yang jelas ttg keharaman menikahi wanita hamil sebab zina, maka orang yang menghalalkannya berpendapat bahwa: nikahnya tetap boleh dan syah.si samping itu nabi bersabda:

      ﺃﻭﻠﻪ ﺴﻔﺎﺡ ﻭﺃﺨﺭﻩ ﻧﻜﺎﺡ. ﻭﺍﻠﺤﺮﺍﻡ ﻻﻴﺤﺮﻡ ﺍﻠﺤﻼﻞ

      “Dari A’isyah RA, Rasululloh ditanya tentang seorang laki- laki yang berzina dengan seorang wanita dan dia bermaksud menikahinya. Maka Rasululloh menjawab: ” Awalnya adalah kumpul kebo (SIFAAH) dan akhirnya adalah sebuah pernikahan. Sesungguhnya perbuatan harom itu tidak dapat menghalangi terjadinya (pernikahan) yang halal”. H.R.At- Thobarony dan Ad- Daaruquthniy.

      Menurut hadist ini Rasulullah pernah memberi izin pernikahan wanita hamil zina walaupun tentu saja HUKUM HAD nya tetap berlaku.
      1 Mei pukul 7:27 · · 5
    • Habib Asy'ari Ahmad Faizatul Ummah: mbak faiza..silakan dilihat dasar dan alasan tmn2 yang menghalalkan demikian juga yang mengharamkannya. tu dah kami simpulkan..makacii..
      1 Mei pukul 7:34 · · 3
    • Haieva Almahabbah sib n good..
      1 Mei pukul 8:15 · · 3
    • Narko Afandi kakehan jempol caaah cah
      1 Mei pukul 9:35 melalui seluler · · 3
    • Shalihah El-Qaddasie yg d'pke pa dalil yg dr al-Qur'an n hadist ja ne..??
      1 Mei pukul 11:30 melalui seluler · · 2
    • Habib Asy'ari Ahmad Shalihah El-Qaddasie: kalu saya pribadi kurang tahu mbak, mongo silakan yang lain...
      1 Mei pukul 16:24 · · 1
    • Fakhri Akwan Syarif Kalau bs menafsiri Al-qur'an (bkn sekedar mengartikan)silahkan pake pedoman Al-qur'an krn itu yg lebih bagus.
      1 Mei pukul 16:30 melalui seluler · · 3
    • Habib Asy'ari Ahmad Shalihah El-Qaddasie: mbak, pertanyaan anda telah dijawab... ada tanggapan? monggo silakan...
      1 Mei pukul 16:32 · · 2
    • Rayi Purnama Sari Fakhri@benar jg,tp bs jg kn dialihkn dg refernsi.a Surat bserta ayat.a jd bs dbuka Qur'an.a drmh&bs dbndingkn dg tafsiran.a..bgtu biar blajr dbuka Al-Qur'an.a yg jarang buka Al-Qur'an.:-)
      1 Mei pukul 17:01 melalui seluler · · 3
    • Fakhri Akwan Syarif Rayi@Sepakat...
      1 Mei pukul 17:14 melalui seluler · · 3
    • Narko Afandi All@ s7,,mksdnya bljr lbh dlm lg,,,cz aq jg blm fahm
      1 Mei pukul 17:27 melalui seluler · · 4
    • Elia Akieb Al Basori tp jgn lupa kalo bhs arab harus disertai artinya,ndak tau ni...
      1 Mei pukul 17:28 · · 4
    • Narko Afandi bu elia@ya bu jangan kwatir nnti diartikan dg bhs sunda,,biar tmbh g fhm
      1 Mei pukul 17:33 melalui seluler · · 4
    • Elia Akieb Al Basori ea jgn bhs sunda,bermacam2 bhs biar rame...
      1 Mei pukul 17:36 · · 3
    • Ina Tanjung Kalau bhs hkg sekalian gimana?hehehe
      1 Mei pukul 17:39 melalui seluler · · 3
    • Fakhri Akwan Syarif Dah biar paham semua pake bhs Tegal aja...Pimen s7..?heheeeee
      1 Mei pukul 17:51 melalui seluler · · 3
    • Ina Tanjung Fakhri@Aku tambah tak faham.Bilih "tegalan" kl mangertos.hehehe.maaf off dulu,maghriban.
      1 Mei pukul 17:58 melalui seluler · · 2
    • Narko Afandi saatnya menunaikan sholat ashar untuk kota makkah dan sekitarnya
      1 Mei pukul 18:01 melalui seluler · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie lw ne bru kliatan d'pmbrthuanku... tp koq gak bar2 sh...??
      1 Mei pukul 18:04 melalui seluler · · 2
    • Narko Afandi ya dung
      1 Mei pukul 18:07 melalui seluler · · 2
    • Mbah Kour Tetuko slagi msh ada yg komen tetep di tanggapi moderator mbak, nyantai aja
      1 Mei pukul 18:10 · · 3
    • Shalihah El-Qaddasie ws pirg2 dino ra bar2.. smpe mumet aku ndelok...
      1 Mei pukul 18:11 melalui seluler · · 1
    • Narko Afandi mbak sholih g ush bingung,,nek mumet g ush ikuti alias brhnti mngkutiii...g2 aja kok repot tp ini media ilmu yg baru,eman lho dilwati
      1 Mei pukul 18:15 melalui seluler · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie gak da tlsan brhntine.. ea ilmu n mungkin jg bru.. tp akeh bgt.... jd embuh gak phm... pkoke sak ngrtiku prtnyaan, a: tdk sah, b: wali hakim, gtu ja... lyane embuh... dowone pol... skali lg, mumet....
      1 Mei pukul 18:26 melalui seluler · · 1
    • Rayi Purnama Sari Mb shalih@y g ush dpkir dlm2,qt ikuti sj sjauh ap,natural aj,lo dpkir dlm2 ndak nyampe nti mb.sante&dnkmati sj.gt :-)
      Yg laen.a pake bhasa nasionallh lebh familiar&enk dbaca jg,.gt :-)
      1 Mei pukul 18:33 melalui seluler · · 1
    • Narko Afandi makane iku,nek mumet g ush melu,,akhire mlh salah,tk simpulo
      a.sah
      b.tafsil:trgntung wkt nikah dan kelahiran bayinya
      1 Mei pukul 18:35 melalui seluler · · 3
    • Narko Afandi baca komen sy 1000 kali,insya Allah cpt smbuh
      1 Mei pukul 18:37 melalui seluler · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie yah... mbelit mbulet... tp ea bgus jg... untuk memfungsikan akl n pkiran n yg lbh pnting mnambh ilmu n pngthuan... tp lw trus2an gmna....gtu... ea mumet itu td jdnya... mumete ngyel.com
      1 Mei pukul 18:38 melalui seluler · · 1
    • Narko Afandi itu bru jwbn smntara,blm lg mngembg pd mslh kputusn MK atas usulan macica mokhtar,malah sido digwo no menur nek diwco
      1 Mei pukul 18:39 melalui seluler · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie nrko: ow... trnyata bd yo ma drku... tp y gak pa2... krn sya jg tdk mngrang hkm jd tntu yg sya yakini lbh sya plih n bkn brarti sya hrus ikut anda... sip2...
      1 Mei pukul 18:41 melalui seluler · · 1
    • Narko Afandi sbnrx kalau didiskusikan dg lgsg ta2p muka cm btuh 1-2 jam
      1 Mei pukul 18:41 melalui seluler · · 1
    • Narko Afandi kalo bcr hkum jgn main kykinan pribadi,kn itu ada yg buat,,kalo mnuruti apa kata hty bs2 yg haram dihalalkn,,itu atas jwbn tmn2 dr kitb ulama' ahli ilmu hkum
      1 Mei pukul 18:45 melalui seluler · · 3
    • Shalihah El-Qaddasie sprti prtmuan mui yg d'lakukn d'padang... cpat singkat n akurat... tp untk sprti mrk tntu blm bsa... ea akhirnya sprti inipun jd wlw btuh wktu yg sgt sgt sgt lma... maklum...
      1 Mei pukul 18:46 melalui seluler · · 3
    • Yanto Halimah assalamualaikum ,,,,,permisi ,,,coment,,terpanjang di dunia akhirat ,,,,ya ini subhan allah,,,,
      1 Mei pukul 18:48 · · 3
    • Shalihah El-Qaddasie lw mang tu yg lbh rojih... oke... tp yg jlas hkm itu bkn buatan sya sndri, bkn kyakinan pribadi mlainkan dgn bukti (dalil).. lw yg a: gak sah/ haram...
      1 Mei pukul 18:50 melalui seluler · · 3
    • Narko Afandi kembali ke lap..top
      1 Mei pukul 18:55 melalui seluler · · 2
    • Yanto Halimah al faaaa thekhaaaaaa....
      1 Mei pukul 18:56 · · 2
    • Elia Akieb Al Basori tukul arwananya belum ada mo kembali ke lap top!!
      1 Mei pukul 18:57 · · 2
    • Narko Afandi apa bukti dalilnya?
      1 Mei pukul 18:57 melalui seluler · · 3
    • Shalihah El-Qaddasie cerr... yg pnya laptop... pngin...
      1 Mei pukul 18:58 melalui seluler · · 2
    • Shalihah El-Qaddasie kmen d'atas pa tdk ada yg mnghramkan/ mngtakn tdk sah?
      1 Mei pukul 18:59 melalui seluler · · 2
    • Elia Akieb Al Basori bukti dalilnya kalo dikasih jempol masih kebingungan ...susah bukanya...he he..
      1 Mei pukul 18:59 · · 2
    • Shalihah El-Qaddasie wah dalil bru klwar lg ne.. brjmpol2 mlhn... gak mw klh saing dgn fb... hehe...
      1 Mei pukul 19:01 melalui seluler · · 2
    • Mbah Kour Tetuko Sib sib sib, untuk Shalihah El-Qaddasie : betul mbak setuju karena anda juga punya dasar hukum yg kuat, untuk Mas Narko Afandi , saya salut anda bisa meramaikan bahsul masail ini
      1 Mei pukul 19:01 · · 3
    • Mbah Kour Tetuko Masih ada yg komen...? monggo mas mbak hehee
      1 Mei pukul 19:04 · · 4
    • Fakhri Akwan Syarif Mantapppp,kalo mnrt sy sah.
      1 Mei pukul 19:05 melalui seluler · · 2
    • Mbah Kour Tetuko Fakhri Akwan Syarif : sah yg bagaimana pak yai...? monggo di jelaskan ke temen temen monggo silahkan
      1 Mei pukul 19:08 · · 3
    • Fakhri Akwan Syarif Sprti yg sdh di paparkan oleh Bem ma'had lirboyo di dlm kitb bughyah:Bahwanya nikah sah dan apabila anak dlm kndungan umur smp batas lahir 6 bln plus maka si wali adlh yg menikahinya.
      1 Mei pukul 19:14 melalui seluler · · 3
    • Ina Tanjung Monggo aku ikut aja.Yg penting sgr diputuskan.Sbb kadang aku ketinggalan,jd hrs lihat panjaaang banget.
      1 Mei pukul 19:22 melalui seluler · · 2
    • Mbah Kour Tetuko Ina Tanjung : Fakhri Akwan Syarif : dan temen temen semuanya, moderator yg menyimpulkan blm bisa ALL, K Habib Asy'ari Ahmad baru ada acara , bntar lagi dia dateng
      1 Mei pukul 19:30 ·
    • Fakhri Akwan Syarif Betul memang yg memutuskan moderator dg berbagai pertimbangan dr semua jwbn forum bahstul masail..
      1 Mei pukul 19:34 melalui seluler · · 1
    • Ina Tanjung Ok.ku sabar menunggu,sambil berkelana.hehehe
      1 Mei pukul 19:34 melalui seluler · · 1
    • Fakhri Akwan Syarif Ina@kaya bang haji roma yah berkelana mbarang...
      1 Mei pukul 19:36 melalui seluler · · 1
    • Ina Tanjung Lha wong santrinya koq.hehehe
      1 Mei pukul 19:38 melalui seluler · · 1
    • Narko Afandi aq lg jln2
      1 Mei pukul 19:38 melalui seluler · · 1
    • Elia Akieb Al Basori ea...santrinya ngikut aja ea mbak ina??
      1 Mei pukul 19:39 · · 1
    • Elia Akieb Al Basori ini gus Narkonya mau jln2 nggak bilang2 dah kembali baru bilang2.takut da yg ngikuti....
      1 Mei pukul 19:40 · · 1
    • Ina Tanjung Elia@Betul mbak,pasti aman.
      1 Mei pukul 19:40 melalui seluler · · 2
    • Fakhri Akwan Syarif Owh santrinya bang haji to...
      1 Mei pukul 19:43 melalui seluler · · 2
    • Narko Afandi pasti donk..nie bkn jln2 pcrn lho
      1 Mei pukul 19:44 melalui seluler · · 2
    • Narko Afandi halo ol
      1 Mei pukul 19:52 melalui seluler · · 1
    • Ina Tanjung Fakhri@santri dalam lagu.hehehe
      1 Mei pukul 19:57 melalui seluler · · 1
    • Narko Afandi ayo,main neh,,ki karo no warung penake ra kaprah
      1 Mei pukul 20:01 melalui seluler · · 1
    • Ina Tanjung Ggak mau ah.Aku udah nyantai di atas kasur.siapa ikut?hehehe
      1 Mei pukul 20:08 melalui seluler · · 1
    • Narko Afandi nondi to gus habib
      1 Mei pukul 20:11 melalui seluler · · 1
    • Habib Asy'ari Ahmad ‎@all: sory all, tadi gi ada acara, monggo silakan...
      1 Mei pukul 20:11 · · 1
    • Habib Asy'ari Ahmad ‎@all: soal bahasa kita gunakan aja bahasa persatuan, okey.....
      1 Mei pukul 20:13 · · 3
    • Narko Afandi oke br0
      1 Mei pukul 20:14 melalui seluler · · 1
    • Elia Akieb Al Basori se7,tp kalo dalil arab disertai artinya pak habib...
      1 Mei pukul 20:14 · · 1
    • Habib Asy'ari Ahmad Elia Akieb Al Basori: sebisa mungkin bu...hee.
      1 Mei pukul 20:15 · · 3
    • Shalihah El-Qaddasie ne sbnrnya mnkahi cewk yg hmil duluan scra mutlak atw mnikhi cewk yg d hamili sndri..?
      1 Mei pukul 20:49 · · 1
    • Arsya Belqees hedeeeeew ketinggalan panjang bgt...........silahkan pada baca buku fiqh masing2 ae yaw...aku mau ngerjain tugas ae
      1 Mei pukul 20:50 · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie hehe.. ku tu mumet liat bnyak2 kmen gtu.. jd ea embuh.. phamku mnkahi wanita yg hmil duluan aja.. tp ntah cp yg mnikhi itu yg mungkin jd prmslahan.. lw cwek hmil dluan n d nkahi mnrut sya haram.....
      1 Mei pukul 20:54 ·
    • Habib Asy'ari Ahmad Arsya Belqees: silakan mbak..sukses slalu ya..amiin. Shalihah El-Qaddasie: ttg hamil sbab zina mbak. alasannya?
      1 Mei pukul 20:56 · · 3
    • Shalihah El-Qaddasie ya sya ada bc komen ttntg azzani wazzaniytu... n yg mnyramkan mnanam d kbun org lain itu.. krn wnta tu dah jlz hmil..gak bolh d siram lg gtu ktanya td..
      1 Mei pukul 21:03 · · 1
    • Habib Asy'ari Ahmad Shalihah El-Qaddasie: agar anda lebih tau, silakan anda baca kesimpulan kami di atas, di sana anda akan melihat kesimpulan diskusi ttg keharaman atau kehalalan nikah tsb. dan maaf mbak skrng kita udah di sesi ke 2: ttg siapakah wali ank yang lhir sebab zina tsb?. makacii..-:)
      1 Mei pukul 21:06 · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie ne kbtln ku d wrnt.. n dpt ne.. tp isinya ntah apa...
      1 Mei pukul 21:25 · · 1
    • Habib Asy'ari Ahmad Shalihah El-Qaddasie: silakan di sampaikan aja..
      1 Mei pukul 21:26 · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie ‎1. Seorang wanita yang berzina dengan seorang lelaki, keduanya berstatus pezina selama belum bertaubat dari perzinaan itu. Maka wanita itu tidak boleh dinikahi oleh siapapun sampai terpenuhi dua syarat berikut:
      a. Wanita itu bertaubat kepada Allah k, dan jika yang hendak menikahinya adalah lelaki yang berzina dengannya maka juga dipersyaratkan laki-laki tersebut telah bertaubat. Hal ini berdasarkan firman Allah k dalam surat An-Nur: 3:
      “Laki-laki pezina tidaklah menikahi selain wanita pezina atau wanita musyrik, dan wanita pezina tidaklah menikahi selain lelaki pezina atau lelaki musyrik, dan hal itu diharamkan atas kaum mukminin.”
      b. Wanita tersebut melakukan istibra` yaitu pembebasan rahim dari bibit lelaki yang telah berzina dengannya. Karena dikhawatirkan lelaki tersebut telah menanam bibitnya dalam rahim wanita itu. Artinya, wanita itu hamil akibat perzinaan itu. Maka wanita itu harus melakukan istibra` untuk memastikan bahwa rahimnya kosong (tidak hamil), yaitu menunggu sampai dia mengalami haid satu kali karena dengan demikian berarti dia tidak hamil. Apabila diketahui bahwa dia hamil maka istibra`-nya dengan cara menunggu sampai dia melahirkan anaknya. Kita tidak mempersyaratkan wanita itu melakukan ‘iddah1 karena sebagaimana kata Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin t dalam Asy-Syarhul Mumti’ (5/215, cet. Darul Atsar): “’Iddah adalah hak seorang suami yang menceraikan istrinya. Sedangkan lelaki yang berzina dengannya statusnya bukan suami melainkan fajir/pezina.”
      Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t berkata dalam Majmu’ Fatawa (32/112): “Al-Istibra` bukan karena hak kehormatan mani lelaki pertama (yang menzinainya). Akan tetapi untuk hak kehormatan mani lelaki yang kedua (yang hendak menikahinya), karena tidak dibenarkan baginya untuk mengakui seseorang sebagai anaknya dan dinasabkan kepadanya padahal bukan anaknya.”
      Demikian pula jika ditinjau dari sisi qiyas, Syaikhul Islam berkata (32/111): “Seorang wanita yang khulu’2 -karena dia bukan wanita yang dicerai-, dia tidak ber-’iddah dengan ‘iddah wanita yang dicerai. Bahkan dia harus melakukan istibra` (membebaskan rahimnya) dan istibra` juga disebut iddah. Maka, wanita yang digauli dengan nikah syubhat dan wanita yang berzina lebih utama untuk melakukan istibra`.”
      Syaikhul Islam (32/110) juga berkata: “Karena wanita yang berzina bukanlah istri (yang ditalak) yang wajib untuk melakukan ‘iddah. Dan tidaklah keadaan wanita berzina melebihi keadaan budak wanita yang harus melakukan istibra` sebelum digauli oleh tuannya yang baru. Padahal seandainya dia telah dihamili oleh bekas tuannya maka anaknya dinasabkan kepada bekas tuannya itu. Maka wanita yang berzina (yang seandainya hamil maka anaknya tidak dinasabkan kepada laki-laki yang mezinainya) lebih wajib untuk melakukan istibra`.”
      Adapun dalil-dalil tentang istibra` pada budak wanita adalah:
      a. Hadits Ruwaifi’ bin Tsabit z, bahwa Rasulullah n bersabda tentang sabaya (para wanita tawanan perang) pada perang Khaibar:
      لَا يَحِلُّ لِامْرِئٍ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ يَسْقِيَ مَاءَهُ زَرْعَ غَيْرِهِ –يَعْنِي إِتْيَانَ الْحُبْلَى مِنَ السَّبَايَا- وَأَنْ يُصِيبَ اْمَرْأَةً ثَيِّبًا مِنَ السَّبْيِ حَتَّى يَسْتَبْرِئَهَا
      “Tidak halal bagi seorang lelaki yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menyiramkan air maninya di ladang orang –yakni menggauli wanita sabaya yang hamil– dan menggauli wanita sabaya yang telah bersuami sampai wanita itu melakukan istibra`.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan dihasankan oleh Al-Bazzar serta Asy-Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa` 1/201, 5/141, no. 2137. Hadits ini memiliki syawahid/penguat-penguat)
      b. Hadits Abu Sa’id Al-Khudri z bahwa Rasulullah n bersabda tentang para sabaya Authas:
      لاَ تُؤْطَأُ حَامِلٌ حَتَّى تَضَعَ وَلَا غَيْرُ ذَاتِ حَمْلٍ حَتَّى تَحِيضَ حَيْضَةً
      “Yang hamil tidak boleh digauli sampai melahirkan, demikian pula yang tidak hamil sampai haid satu kali.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Hakim dan Adz-Dzahabi. Namun yang benar sanadnya lemah karena Syarik bin Abdillah Al-Qadhi hafalannya jelek. Akan tetapi hadits ini memiliki syawahid/penguat-penguat sehingga dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa` no. 187 dan no. 1302)
      1 Mei pukul 21:26 · · 1
    • Mbah Kour Tetuko Habib Asy'ari Ahmad ; Sesi ke 2 saya tetap dalam pendirian saya yaitu wali hakim,kalau toh ada yg mengatakan boleh di nikahi setelah 6 bln , walinya ttp wali hakim, alasannya anak itu di luar nikah.
      1 Mei pukul 21:28 · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie lnjutannya..
      2. Anak hasil zina tidak dinasabkan kepada lelaki yang menzinai ibu anak tersebut meskipun kita mengetahui bahwa secara hukum kauni qadari anak zina tersebut adalah anaknya. Dalam arti, Allah l menakdirkan terciptanya anak zina tersebut sebagai hasil percampuran air mani laki-laki itu dengan wanita yang dizinainya. Akan tetapi secara hukum syar’i, anak itu bukan anaknya karena tercipta dengan sebab yang tidak dibenarkan oleh syariat, yaitu perzinaan. Permasalahan ini masuk dalam keumuman sabda Rasulullah n:
      الْوَلَدُ لِلْفِرَاشِ وَلِلْعَاهِرِ الْحَجَرُ
      “Anak yang lahir untuk pemilik kasur (artinya, anak yang dilahirkan oleh istri seseorang atau budak wanitanya adalah miliknya), dan seorang pezina tidak punya hak pada anak hasil perzinaannya.” (Muttafaq ‘alaih dari Abu Hurairah dan ‘Aisyah c)
      Dengan demikian, jika seorang lelaki menghamili seorang wanita dengan perzinaan kemudian dia bermaksud menikahinya dengan alasan untuk menutup aib dan menyelamatkan nasab anak tersebut, maka hal itu haram atasnya dan pernikahannya tidak sah. Karena anak tersebut bukan anaknya menurut hukum syar’i. Ini adalah pendapat jumhur (mayoritas) ulama sebagaimana dalam Al-Mughni (6/184-185) dan Syarah Bulughul Maram karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin t pada Bab ‘Iddah wal ihdad wal istibra`. Dan ini yang difatwakan oleh Al-Lajnah Ad-Da`imah dalam Fatawa mereka (20/387-389).
      Berdasarkan hal ini, seluruh hukum nasab antara keduanya pun tidak berlaku. Di antaranya:
      a. Keduanya tidak saling mewarisi.
      b. Lelaki tersebut tidak wajib memberi nafkah kepadanya.
      c. Lelaki tersebut bukan mahram bagi anak itu (jika dia wanita) kecuali apabila lelaki tersebut menikah dengan ibu anak itu dan telah melakukan hubungan (sah) suami-istri, yang tentunya hal ini setelah keduanya bertaubat dan setelah anak itu lahir, maka anak ini menjadi rabibah-nya sehingga menjadi mahram.
      d. Lelaki tersebut tidak bisa menjadi wali anak itu dalam pernikahan (jika dia wanita).
      Namun bukan berarti laki-laki tersebut boleh menikahi putri zinanya. Yang benar dalam masalah ini, dia tidak boleh menikahinya, sebagaimana pendapat jumhur yang dipilih oleh Syaikhul Islam dan Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin. Karena anak itu adalah putrinya secara hukum kauni qadari berasal dari air maninya, sehingga merupakan darah dagingnya sendiri. Dalil yang paling kuat dalam hal ini adalah bahwasanya seorang laki-laki tidak boleh menikahi anak susuannya yang disusui oleh istrinya dengan air susu yang diproduksi dengan sebab digauli olehnya sehingga hamil dan melahirkan. Kalau anak susuan seseorang saja haram atasnya, tentu seorang anak zina yang berasal dari air maninya dan merupakan darah dagingnya sendiri lebih pantas untuk dinyatakan haram atasnya. (Lihat Majmu’ Fatawa, 32/134-137, 138-140, Asy-Syarhul Mumti’, 5/170)
      Para ulama menyatakan bahwa seorang anak zina dinasabkan kepada ibu yang melahirkannya, dan keduanya saling mewarisi. Jadi nasab anak tersebut dari jalur ayah tidak ada. Yang ada hanyalah nasab dari jalur ibunya. Di antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah bahwasanya suami istri yang melakukan li’an3 di hadapan hakim karena suaminya menuduh bahwa anak yang dikandung istrinya adalah hasil perzinaan sedangkan istrinya tidak mengaku lalu keduanya dipisahkan oleh hakim, maka anak yang dikandung wanita itu dinasabkan kepada ibunya dan terputus nasabnya dari jalur ayah. Sebagaimana dalam hadits Sahl bin Sa’d As-Sa’idi z yang muttafaq ‘alaih.
      3. Jika kedua orang yang berzina tersebut menikah dalam keadaan wanitanya hamil maka pernikahan itu tidak sah berdasarkan apa yang telah dijelaskan pada jawaban pertama dan kedua. Hanya saja, kalau pernikahan itu dilangsungkan dengan anggapan bahwa hal itu boleh dan sah sebagaimana mazhab sebagian ulama yang berpendapat: “Boleh bagi seorang lelaki yang menghamili seorang wanita dengan perzinaan untuk menyelamatkan nasab anak itu dengan cara menikahinya dalam keadaan hamil, dengan syarat keduanya telah bertaubat dari perzinaan dan diketahui dengan pasti/yakin bahwa yang menghamilinya adalah laki-laki itu”, maka pernikahan itu dikategorikan sebagai nikah syubhat. Artinya, pernikahan itu berlangsung dengan anggapan bahwa hal itu boleh menurut syariat, padahal sebenarnya tidak boleh. Berarti pernikahan itu tidak mengubah status anak hasil perzinaan tersebut sebagai anak zina, dia tetap dinasabkan kepada ibunya dan tidak sah dinasabkan kepada lelaki tersebut. Adapun anak-anak yang dihasilkan setelah nikah syubhat, status mereka sah sebagai anak-anak keduanya4. Akan tetapi wajib atas keduanya untuk berpisah ketika mengetahui hakikat sebenarnya bahwa pernikahan itu tidak sah, sampai keduanya menikah kembali dengan akad nikah yang benar dan sah, tanpa harus melakukan istibra` ar-rahim. Ini adalah jawaban Syaikhuna Al-Faqih Abdurrahman Al-‘Adni hafizhahullah wa syafahu.
      Dengan demikian, diketahuilah bahwa hubungan antara anak zina tersebut dengan anak-anak yang lahir dengan nikah syubhat tersebut adalah saudara seibu tidak seayah, yang berarti mereka adalah mahramnya. Namun tidak bisa menjadi wali pernikahannya menurut pendapat jumhur, yang menyatakan bahwa wali pernikahan seorang wanita adalah setiap lelaki yang merupakan ‘ashabah5 wanita itu, seperti ayahnya, kakeknya dari jalur ayah, putranya, anak laki-laki putranya, saudara laki-lakinya yang sekandung atau seayah, pamannya dari jalur ayah dan ‘ashabah lainnya6.
      4. Yang menjadi walinya adalah sulthan. Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin t berkata dalam Asy-Syarhul Mumti’ (5/154): “Yang dimaksud dengan sulthan adalah imam (amir) atau perwakilannya…. Adapun sekarang, urusan perwalian ini dilimpahkan oleh pemerintah kepada petugas khusus.”
      Di negeri kita, mereka adalah para petugas (penghulu) Kantor Urusan Agama (KUA). Hal ini berdasarkan hadits ‘Aisyah x, Rasulullah n bersabda:
      أَيُّمَا امْرَأَةٍ نَكَحَتْ بِغَيْرِ إِذْنِ وَلِيِّهَا فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ … فَإِنِ اشْتَجَرُوا فَالسُّلْطَانُ وَلِيُّ مَنْ لَا وَلِيَّ لَهُ
      “Siapa saja wanita yang menikah tanpa izin dari walinya maka pernikahannya batil…, dan jika para wali berselisih untuk menikahkannya maka sulthan adalah wali bagi seorang wanita yang tidak punya wali.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Abu ‘Awanah, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Albani dalam Al-Irwa` (no. 1840) dan guru besar kami Al-Wadi’i dalam Ash-Shahihul Musnad (2/493))
      Ash-Shan’ani t berkata dalam Subulus Salam (3/187): “Hadits ini menunjukkan bahwa sulthan adalah wali bagi seorang wanita yang tidak punya wali dalam pernikahan, baik karena memang tidak ada walinya atau walinya ada namun tidak mau menikahkannya7.”
      Jika ada yang bertanya: Bukankah ibu seorang anak zina dan ‘ashabah ibunya merupakan ‘ashabah bagi anak zina itu sebagaimana pendapat sebagian ulama? Tidakkah mereka dianggap sebagai wali?
      Jawabannya: Ibnu Qudamah t dalam Al-Mughni (6/183) menerangkan bahwa kedudukan mereka sebagai ‘ashabah anak zina itu hanya dalam hal waris semata dan tidak berlaku dalam perkara perwalian nikah. Karena hubungan nasab mereka hanya melalui jalur ibu, sehingga tidak ada hak perwalian untuk mereka.
      Wallahu a’lam bish-shawab.
      1 Mei pukul 21:30 · · 2
    • Shalihah El-Qaddasie mf.. ku td mumet bc kmen bnyk.. skrg gnti komen yg bnyk.. tp bkn hsil krya sndri.. tp bs bwt bcaan koq wlw mungkin kurang pas untk mnjwab prtnyan d atas....
      1 Mei pukul 21:31 · · 2
    • Habib Asy'ari Ahmad Shalihah El-Qaddasie: jawaban anda yang ke dua mungkin penerjemahnya salah mengartikan...heee. @all: ada yang mau komen ttg pdpt mbak shalikah..di persilahkan.-:)
      1 Mei pukul 21:34 · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie yg ne.. الْوَلَدُ لِلْفِرَاشِ وَلِلْعَاهِرِ الْحَجَرُ
      1 Mei pukul 21:37 · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie atw ne..?أَيُّمَا امْرَأَةٍ نَكَحَتْ بِغَيْرِ إِذْنِ وَلِيِّهَا فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ … فَإِنِ اشْتَجَرُوا فَالسُّلْطَانُ وَلِيُّ مَنْ لَا وَلِيَّ لَهُ
      1 Mei pukul 21:37 · · 2
    • Habib Asy'ari Ahmad menurut saya pendapat yang datang dari mbak Shalihah El-Qaddasie itu penerjemahnya salah dalm mengartikan. gimana menurut teman2..?. oia..sbg pepiling: boleh kita pake mbah gugel, tapi sebaiknya hati2, karena sringkali terjadi kesalaha..heee.makacii.
      1 Mei pukul 21:37 · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie “Anak yang lahir untuk pemilik kasur (artinya, anak yang dilahirkan oleh istri seseorang atau budak wanitanya adalah miliknya), dan seorang pezina tidak punya hak pada anak hasil perzinaannya.” (Muttafaq ‘alaih dari Abu Hurairah dan ‘Aisyah c)
      1 Mei pukul 21:38 · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie “Siapa saja wanita yang menikah tanpa izin dari walinya maka pernikahannya batil…, dan jika para wali berselisih untuk menikahkannya maka sulthan adalah wali bagi seorang wanita yang tidak punya wali.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Abu ‘Awanah, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Albani dalam Al-Irwa` (no. 1840) dan guru besar kami Al-Wadi’i dalam Ash-Shahihul Musnad (2/493))
      1 Mei pukul 21:38 · · 1
    • Habib Asy'ari Ahmad Shalihah El-Qaddasie: yang الْوَلَدُ لِلْفِرَاشِ وَلِلْعَاهِرِ الْحَجَرُ
      1 Mei pukul 21:38 · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie skli lg ne cma krn sya k wrnt.. kslhn yg bs n tw mhon d bnrkan.. n hdis itu kta2nya mang sulit.. lw d sni ya trjmahnya ne_ Anak yang lahir untuk pemilik kasur (artinya, anak yang dilahirkan oleh istri seseorang atau budak wanitanya adalah miliknya), dan seorang pezina tidak punya hak pada anak hasil perzinaannya.” (Muttafaq ‘alaih dari Abu Hurairah dan ‘Aisyah c)
      sekitar satu menit yang lalu ·
      1 Mei pukul 21:41 ·
    • Shalihah El-Qaddasie jk slah mhon d bnarkan pak Habib Asy'ari Ahmad dkk.... krn ya sya org awam.. yg hnya bs ikut2an.. tp tntu yg brdsarkan alasan...
      1 Mei pukul 21:42 · · 1
    • Habib Asy'ari Ahmad Shalihah El-Qaddasie: insyaalloh yang benar adl ini mbak: Anak itu (dinasabkan) kepada Suami ibunya, sedang si penzina harus dihukum (dera/ rajam)”. gak pa2 mbak, namanya juga belajar..heee.
      1 Mei pukul 21:44 · · 1
    • Narko Afandi copas dr mana mbk sholihah?
      1 Mei pukul 21:50 melalui seluler · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie السؤال: معنى الولد للفراش وللعاهر الحجر
      السؤال الأول: إذا كان مشهور الفقهاء هو إنتساب ولد الزنى لأبيه فما معنى القول بأن (الولد للفراش وللعاهر الحجر)?
      السؤال الثانى: تأسيسا على ما سبق ومن الناحيه الشرعيه الصرفه لماذا يعتبر إلحاق معاويه بن أبى سفيان لزياد بن أبيه إلى أبى سفيان ؟
      الجواب:

      الاخ أبا محمد المحترم
      السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
      لا يلحق ولد الزنا بالزاني حتى لو كان الزاني واحداً.ـــ ففي (شرائع الاسلام ج4 ص841) قال: (وأما ولد الزنا: فلا نسب له ولا يرثه الزاني, ولا التي ولدته ولا أحد من انسابهما ولا يرثهم هو) .
      - وفي (اللمعة وشرحها ج8 ص212): (ولد الزنا يرثه ولده وزوجته لا أبواه ولا من يتقرب بهما لا نتفائه عنهما شرعاً فلا يرثانه ولا يرثهما).
      - وقال الشيخ الطوسي في (المبسوط ج5 ص211): (اذا أتت المرأة بولدين من زنا فان نسبهما ثابت من جهة الام وغير ثابت من جهة الأب لقوله (عليه السلام): (الولد للفراش وللعاهر الحجر) والإرث يجري بين الولدين وبين الام ولا يجري بينهما وبين الاب ويتوارثان بأخوة الام ولا يتوارثان بأخوة الاب وخالف من خالف في المسألة الاولى , هذا على قول من أجرى ولد الزنا مجرى ولد الملاعنة من أصحابنا , فأما على الصحيح الذي ذكرناه في النهاية وانه لا يثبت نسبهما فانه بينهما وبين الام ولا بينهما انفسهما بحال).

      أما معنى (الولد للفراش): هو ان المرأة المتزوجة اذا جاءت بولد واشتبه حاله من جهة اتهامها بالزنا أو قد تحقق منها الزنا فعلاً فان الولد يلحق بزوجها إذا كان زوجها حاضراً عندها بحيث يمكنه وطأها أو قد وطأها في ذلك الزمان الذي قد علق به الولد.

      أما ما فعله معاوية: فانه خرج عن حكم الله بأن ادعى أن زياداً لأبي سفيان في حين أن زياد لا بد أن يلحق بزوج أم زياد الذي هو عبيد ثقيف، وقد كتب الحسين (عليه السلام) كتاباً الى معاوية يعيره بنسبه زياد الى أبي سفيان حيث قال: (أو لست المدعي زياد بن سمية المولود على فراش عبيد ثقيف, فزعمت انه ابن أبيك, وقد قال رسول الله (صلى الله عليه وآله): (الولد للفراش وللعاهر الحجر) فتركت سنة رسول الله تعمداً وتبعت هواك بغير هدى من الله ثم سلطته على العراقيين يقطع أيدي المسلمين وأرجلهم ويسمل أعينهم ويصلبهم على جذوع النخل كأنك لست من هذه الامة وليسوا منك).
      ودمتم في رعاية الله
      1 Mei pukul 21:52 · · 2
    • Shalihah El-Qaddasie ‎@Narko Afandi dr wrnt enth pa td... hehe...
      1 Mei pukul 21:53 · · 2
    • Shalihah El-Qaddasie Habib Asy'ari Ahmad tp mnrut mkna bs d ktkan tfsir d atas kyaknya bnr la.. krn ada warisan2 gtu... n dlm trjmh d atas dsbut dgn hak...
      1 Mei pukul 21:56 · · 1
    • Narko Afandi sy maknai dlu bro2
      1 Mei pukul 21:59 melalui seluler · · 2
    • Mbah Kour Tetuko Shalihah El-qaddasie : keteranganya terlalu banyak bu nyai , tolong di jawab singkai aja biar temen2 pada paham
      1 Mei pukul 22:02 · · 4
    • Habib Asy'ari Ahmad Shalihah El-Qaddasie: coba anda teliti lagi. disitu di sebutkan ini:
      أما معنى (الولد للفراش): هو ان المرأة المتزوجة اذا جاءت بولد واشتبه حاله من جهة اتهامها بالزنا أو قد تحقق منها الزنا فعلاً فان الولد يلحق بزوجها إذا كان زوجها حاضراً عندها بحيث يمكنه وطأها أو قد وطأها في ذلك الزمان الذي قد علق به الولد.
      menurutku maksudnya adl: seorang istri yang dinikahi dgn mengandung ank yang tidak jelas (entah itu sebab zina dst) atau wanita tsb memang betul2 zina, maka nsabnya adl suami yang menikahinya sblm bayinya lahir. ini adl termasuk pendapatnya imam abu hanifah.. klu salah mohon di benarkan..makacii..
      1 Mei pukul 22:04 · · 2
    • Shalihah El-Qaddasie mbh: kan sjak awl sya dah bilg.. sya hnya dpt dr wrnt... lw sya trangkan sndri sya tkut blum mnckup isi dr yg sya dpt dr wrnt tsb.. jd ea sya copas ja apa adanya...
      1 Mei pukul 22:05 · · 1
    • Habib Asy'ari Ahmad Shalihah El-Qaddasie: gimana mbak?
      1 Mei pukul 22:07 ·
    • Shalihah El-Qaddasie Habib Asy'ari Ahmad sya td mngra anda mnylahkan yg وللعاهر الحجر
      yg anda artikan dgn dera.. sbnrnya yg slah tu lfad mna...?
      1 Mei pukul 22:09 ·
    • Habib Asy'ari Ahmad Shalihah El-Qaddasie: mungkin juga dua2nya..heee. gimana tmn2, ada masukan???
      1 Mei pukul 22:13 · · 2
    • Shalihah El-Qaddasie tp lw sya ttp bkn brmakna dera..
      مسألة: التحليل الموضوعي
      327 - الحديث الرابع : عن عائشة رضي الله عنها قالت { اختصم سعد بن أبي وقاص وعبد بن زمعة في غلام . فقال سعد : يا رسول الله هذا ابن أخي عتبة بن أبي وقاص ، عهد إلي أنه ابنه ، انظر إلى شبهه . وقال عبد بن زمعة : هذا أخي يا رسول الله ، ولد على فراش أبي من وليدته ، فنظر رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى شبهه ، فرأى شبها بينا بعتبة فقال : هو لك يا عبد بن زمعة ، الولد للفراش وللعاهر الحجر . واحتجبي منه يا سودة فلم ير سودة قط } .

      الحاشية رقم: 1
      يقال " زمعة " بإسكان الميم وهو الأكثر ويقال " زمعة " بفتح الميم أيضا .

      والحديث أصل في إلحاق الولد صاحب الفراش . وإن طرأ عليه وطء محرم . وقد استدل به بعض المالكية على قاعدة من قواعدهم ، وأصل من أصول المذهب وهو الحكم بين حكمين ، وذلك أن يكون الفرع يأخذ مشابهة من أصول متعددة فيعطى أحكاما مختلفة ولا يمحض لأحد الأصول . وبيانه من الحديث : أن الفراش مقتض لإلحاقه بزمعة والشبه البين مقتض لإلحاقه بعتبة فأعطي النسب بمقتضى الفراش . وألحق بزمعة ، وروعي أمر الشبه بأمر سودة بالاحتجاب منه . فأعطي الفرع حكما بين حكمين فلم يمحض أمر الفراش فتثبت المحرمية بينه وبين سودة ، ولا روعي أمر الشبه مطلقا فيلتحق بعتبة [ ص: 589 ] قالوا : وهذا أولى التقديرات . فإن الفرع إذا دار بين أصلين ، فألحق بأحدهما مطلقا ، فقد أبطل شبهه الثاني من كل وجه وكذلك إذا فعل بالثاني ، ومحض إلحاقه به : كان إبطالا لحكم شبهه بالأول فإذا ألحق بكل واحد منهما من وجه : كان أولى من إلغاء أحدهما من كل وجه .

      ويعترض على هذا بأن صورة النزاع : ما إذا دار الفرع بين أصلين شرعيين ، يقتضي الشرع إلحاقه بكل واحد منهما ، من حيث النظر إليه . وههنا لا يقتضي الشرع إلا إلحاق هذا الولد بالفراش . والشبه ههنا غير مقتض للإلحاق شرعا فيحمل قوله " واحتجبي منه يا سودة " على سبيل الاحتياط ، والإرشاد إلى مصلحة وجودية ، لا على سبيل بيان وجوب حكم شرعي ، ويؤكده : أنا لو وجدنا شبها في ولد لغير صاحب الفراش لم يثبت لذلك حكما وليس في الاحتجاب ههنا إلا ترك أمر مباح ، على تقدير ثبوت المحرمية وهو قريب .

      وقوله عليه السلام " هو لك " أي أخ .

      وقوله عليه السلام { الولد للفراش } أي تابع للفراش أو محكوم به للفراش ، أو يقارب هذا .

      وقوله عليه السلام { وللعاهر الحجر } . قيل : إن معناه : أن له الخيبة مما ادعاه وطلبه ، كما يقال : لفلان التراب . وكما جاء في الحديث الصحيح " وإن جاء يطلب ثمن الكلب فاملأ كفه ترابا " تعبيرا بذلك عن خيبته : وعدم استحقاقه لثمن الكلب . وإنما لم يجروا اللفظ على ظاهره ويجعلوا الحجر " ههنا عبارة عن الرجم المستحق في حق الزاني : لأنه ليس كل عاهر يستحق الرجم . وإنما يستحقه المحصن فلا يجري لفظ " العاهر " على ظاهره في العموم ; أما إذا حملناه على ما ذكرنا " من الخيبة : كان ذلك عاما في حق كل زان . والأصل العمل بالعموم فيما تقتضيه صيغته .
      1 Mei pukul 22:18 · · 1
    • Rayi Purnama Sari mbah@ afwan,sy stju dg pernyatan anda,jelskn bs ad brpndapat jgn asal brpendapt,jd ilmu it tdk kosong.
      Hbb@ afwan,sudah lmayan tp jgn lari dr pndpat anda,bla ada ptyan . .
      1 Mei pukul 22:21 melalui seluler · · 3
    • Habib Asy'ari Ahmad Rayi Purnama Sari: knapa hrs lari..?. oia..sekedar informasi mbak: di sini posisi saya adalh moderator, tapi moderator yang boleh komentar...hehehe.
      1 Mei pukul 22:23 · · 2
    • Shalihah El-Qaddasie rayi: sya komen ini bs jg d ktkan brpndapat bkn brarti mnghalangi yg lain untk brpndpat.. jk anda mau brpndapat dgn kterangan anda ya silakan.. n jk anad tdk suka dgn copy paste sya jg bkn mslah bg sya..
      1 Mei pukul 22:25 · · 1
    • Rayi Purnama Sari baiklh. .
      oaluh tenan dugaan,bkin peratran trsndri yg bleh dlanggar sndri.y monggo.
      1 Mei pukul 22:25 melalui seluler · · 1
    • Rayi Purnama Sari mb shalh@ monggo. .dlanjt mb. .
      1 Mei pukul 22:26 melalui seluler · · 1
    • Habib Asy'ari Ahmad Shalihah El-Qaddasie: silahkan anda teliti di sini, karena ini adalh inti dari makna: walil 'ahir alhahr... وإنما لم يجروا اللفظ على ظاهره ويجعلوا الحجر " ههنا عبارة عن الرجم المستحق في حق الزاني : لأنه ليس كل عاهر يستحق الرجم . وإنما يستحقه المحصن فلا يجري لفظ " العاهر " على ظاهره في العموم ; أما إذا حملناه على ما ذكرنا " من الخيبة : كان ذلك عاما في حق كل زان . والأصل العمل بالعموم فيما تقتضيه صيغته .
      1 Mei pukul 22:27 · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie Habib Asy'ari Ahmad oya... mf... trnyata ada kta rajam d stu yg brarti dera.... oke... mksh.... mf.... blajar... jg bru2..
      1 Mei pukul 22:29 · · 1
    • Habib Asy'ari Ahmad disitu di sebutkan: makna al'ahir: pelaku zina sedang makna alhajr: rajam atau dera.. silakan di cek kembali..makaciii..
      1 Mei pukul 22:30 · · 2
    • Shalihah El-Qaddasie Habib Asy'ari Ahmad ea.. ok.. وإنما لم يجروا اللفظ على ظاهره ويجعلوا الحجر " ههنا عبارة عن الرجم
      1 Mei pukul 22:33 · · 1
    • Habib Asy'ari Ahmad ‎@Shalihah El-Qaddasie: kedatangan njenengan hari ini membawa hikmah tersendiri, sehingga kami tahu makna aslinya yang di kemukakan para ahli fikih. matur thanks you ya mbak..-:)
      1 Mei pukul 22:34 · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie rayi: wach... ya jgn cma lnjut gtu dunk.. anda memprotes org yg pndpatnya hnya ilmu ksong shrusnya mnjlaskan dgn pndpt yg ilmunya brisi...
      1 Mei pukul 22:35 · · 1
    • Mbah Kour Tetuko Rayi Purnama Sari : Maaf mbah Rayi pendapatku hasil dari membaca bukan meng apdate dari mbah gogle, jadi aku tdk bisa nulis terlalu banyak, baca sendiri kitabnya yaa
      1 Mei pukul 22:36 · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie Habib Asy'ari Ahmad ne td drpd sntuk d kost k wrnt.. dgn adnya anda membuka prsoalan mnjdikan sya trgugah untk buka web bkn fb ja.. mksh...
      1 Mei pukul 22:37 · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie mbh: ksmpatan brpndapt msh trbuka lbar n luas.. jd slahkan brpndpat lg dgn bcaan anda.. n bwt sya ilmu bs d dptkan dr mna sja.. trmsuk google...
      1 Mei pukul 22:39 · · 1
    • Habib Asy'ari Ahmad Mbah Kour Tetuko: untuk lebih mudah silakan anda cari maktabah syamilah, tinggal cari dasarnya n tinggal copi paste aja..hee. Shalihah El-Qaddasie: sma2 mbak..
      1 Mei pukul 22:39 · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie Habib Asy'ari Ahmad dr mnapun yg pnting brisikan ttg jwban prtnyaan anda bs d pkai.. mw mktbh syamilh mw apa ja.. tp sya jg trtarik untk mncri jwban ini jg krn adanya prtnyaan... lw tdk mungkin sya tdk trpkir vuntk mncri jwban ini.. wlw hnya skdar copy paste.............
      1 Mei pukul 22:42 · · 1
    • Habib Asy'ari Ahmad Shalihah El-Qaddasie: hahaha.. maksud aku gini mbak,tadi tu saya nyaranin ma mbah kour untuk cari kitab2 semacam maktabah syamilah.. kalu kita punya perpustakaan di komputer kan lebih enak..heee. oia..jawaban dari manapun boleh, tapi sebaiknya di teliti dulu biar lebih sib...-:)
      1 Mei pukul 22:46 · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie Habib Asy'ari Ahmad jk anda tdk suka dgn kslhan dgn kta2 tdk sip ya slakan.. tp inilah sya n copas sya yg msh bnyak kslhan.. tp bwt sya dgn adanya kslhan bs d jdkan wahana untk lbh mneliti lbh lnjut... mf...
      1 Mei pukul 22:52 · · 1
    • Habib Asy'ari Ahmad Shalihah El-Qaddasie: anda benar mbak..OKI kita buka diskusi ini agar kita bisa membenahi kesalahn kita. dan yang terpenting adlh: kita hrs trs bljar..ya kan?..heeee-:)
      1 Mei pukul 22:55 · · 1
    • Narko Afandi gk ush jempol bib,aq komen ya?
      Pgel buka tnan aq no pmbritahuan kakehan jempol
      1 Mei pukul 22:57 melalui seluler · · 1
    • Habib Asy'ari Ahmad Narko Afandi: ya udah nanti jempole blakangan aja ya mbah..heee
      1 Mei pukul 23:00 · · 1
    • Shalihah El-Qaddasie Habib Asy'ari Ahmad trma ksh atssran anda untk mnliti... krn hsil yg tnpa cela mungkin lbh bnyak d sukai... tp bl sya blm spnuhnya mlaksanakan sran anda ya mf.. krn stliti apaun sya hnyalah mnusia..
      1 Mei pukul 23:03 · · 2
    • Habib Asy'ari Ahmad ‎@Shalihah El-Qaddasie: sama2 mbak, saling mengingatkan. kami juga msh bljr kuk..-:)
      1 Mei pukul 23:06 · · 2
    • Shalihah El-Qaddasie komen tnpa jmpol jg tdk mngurangi manfaat.. jd jk skranya jmpol tdk mmbri mnfaat yg lbh bg sya n kmen sya, mohon d kurangi..
      1 Mei pukul 23:06 · · 2
    • Shalihah El-Qaddasie sya rsa blajar n ilmu bkn hnya hkum fiqih iniu sja.. tp bgaimna cra brsikap ndlm sgla hal jg perlu d plajari jg mrupakan sbuah ilmu..
      1 Mei pukul 23:09 · · 2
    • Habib Asy'ari Ahmad ‎@for all: ayo yang lain silakan tambahn masukannya..
      1 Mei pukul 23:14 · · 2
    • Yanto Halimah subbhan allah ,,,,!!!!! ciayoooooo..
      1 Mei pukul 23:14 · · 2
    • Habib Asy'ari Ahmad Yanto Halimah: monggo, silakan temn2 dari taiwan..:)
      1 Mei pukul 23:17 · · 2
    • Narko Afandi ‎500 komen bro
      1 Mei pukul 23:17 melalui seluler · · 1
    • Habib Asy'ari Ahmad Narko Afandi: maksud anda?
      1 Mei pukul 23:20 · · 2
    • Fakhri Akwan Syarif Hadir....!
      1 Mei pukul 23:23 melalui seluler · · 2
    • Habib Asy'ari Ahmad Fakhri Akwan Syarif: silakan mas yai..hee.-:)
      1 Mei pukul 23:32 · · 2
    • Shalihah El-Qaddasie habib: anda dsnie ada d'ktakn sbgai moderator...tp kt anda, anda sndri blh komen... skrg komen anda tu hnya mngoreksi komen org lain atw jg membrikan usulan jwban shingga memencing yg lain untk brpndapat n mnjwab?
      1 Mei pukul 23:41 melalui seluler · · 2
    • Eva Alawia subhanalloh...sampai segitunya..ikut nyimak..:)
      1 Mei pukul 23:45 · · 2
    • Eva Alawia ‎@shalihah: bukannya itu bagus? maaf q hany org awm..hee
      1 Mei pukul 23:46 · · 2
    • Shalihah El-Qaddasie eva: yg bgus apanya ne?
      1 Mei pukul 23:48 melalui seluler · · 1
    • Eva Alawia bisa mancing orang untuk mengeluarkn pendapt shingga mampu memecahkn maslh itu apkh bukn ide bagus?
      1 Mei pukul 23:49 · · 2
    • Shalihah El-Qaddasie ea mkanya sya tnya pd yg brsngkutan... apakh ia ada fungsi sprti itu..??
      1 Mei pukul 23:51 melalui seluler · · 2
    • Eva Alawia kayknya emang itulh tugas dia..hee
      1 Mei pukul 23:55 · · 2
    • Shalihah El-Qaddasie lw emang tgas dya.. mhon d'fungsikan dlm pengaplikasiannya...
      2 Mei pukul 0:00 melalui seluler · · 2
    • Habib Asy'ari Ahmad sory, tadi istrht sebentar. maaf, kayaknya gak begitu penting deh bahas saya, lebih baik kita bhs topiknya aja...gimana?..heee.-:)
      2 Mei pukul 0:00 · · 3
    • Shalihah El-Qaddasie apa topek ini tdk ada yg mngkoordinasi shingga bs mnarik bnyak pminat...?
      2 Mei pukul 0:02 melalui seluler · · 1
    • Habib Asy'ari Ahmad ‎@shalihah: koordinasinya biasa2 aja kuk mbak, kami dapt usulan dari tmn2 tentang sebuah topik, lalu topik tsb kami kami buat status n kami bagikan ma tmn2 dan alhamdulillah tmn2 tertarik, itu aja kuk..simpel kan..hee.
      2 Mei pukul 0:06 · · 3
    • Eva Alawia ‎@shalihah: menurutku mbak ini terlalu jauh keluar dari topik bhsn. q stuju ma habib, lebih baik kita bhs aja topik yg ada dgn hrpn membawa manfaat..amiin.
      2 Mei pukul 0:08 · · 2
    • Fakhri Akwan Syarif Wah hebat ternyata mlm ini selangkah lbh maju ada ustdzah2'y mantap pak habib..
      2 Mei pukul 0:10 melalui seluler · · 1
    • Habib Asy'ari Ahmad ‎@for all: ada tanggapan lain2 tmn2? atau ada usulan lain ttg diskusi kali ini? atau lebih enaknya kita simpulkan dulu diskusi yang telah ada?..monggo silakan....-:)
      2 Mei pukul 0:11 · · 4
    • Mbah Kour Tetuko Al-Mar'ah As-Sholihah : kalau mau introgasi soal habib lewat inbook aja mbak, dia mgkin tdk suka di introgasi terlalu jauh seperti juga mbak Sholihah hehee
      2 Mei pukul 0:12 · · 4
    • Shalihah El-Qaddasie ea sip.. tp mhon pncrahan untk mmbrikan jwban.. shingga smwa tdk brtele2.. bhkan ada yg angkat tngan n bilg, kono2 la.. karepmu... kjdian sprti itu sya rsa bs d'atasi olh yg mngkoordinasi.. jk ia peka akn kjdian sprti itu... krn yg bilg sprti itupun jk mrka d'tngani dgn baik sya rsa mrka punya ilmu n pndapat...
      2 Mei pukul 0:12 melalui seluler · · 4
    • Eva Alawia q nyimak ja, smbil nuggu kesimpulan diskusinya..heee
      2 Mei pukul 0:12 · · 3
    • Shalihah El-Qaddasie mbh: sya introgasi jg mngenai jlnnya topek ini... bkan mslh dya pribadi... krn status ini ada d'tngan dya...
      2 Mei pukul 0:13 melalui seluler · · 2
    • Habib Asy'ari Ahmad sib sib sib... maksh ats smua kritikannya..smg kami bisa menjalankannya dgn baik..amiin.
      2 Mei pukul 0:16 · · 4
    • Fakhri Akwan Syarif Amin...Q yo nunggu kesimpulan aja pak moderator...sory sy ga punya alasan yg kuat tuk jwb'y...
      2 Mei pukul 0:20 melalui seluler · · 2
    • Habib Asy'ari Ahmad ya coba nanti kami simpulkan sebisa mungkin ttg pro n kontranya..
      2 Mei pukul 0:24 · · 2
    • Mbah Kour Tetuko Silah kan monggo mas narko, mbak eva,mas fakhri yg mau urun ilmunya.... maaf mas habib baru pesen kopi. di tunggu sebentar yaaa
      2 Mei pukul 0:33 · · 3
    • Habib Asy'ari Ahmad ‎@FOR ALL: berikut ini adalh kesimpulan sementara ttg diskusi sesi kedua yang kita lalui bersama:

      A. menurut madzhab syafii dan sebagian tmn2 diskusi: jika ank tsb lahir stelah +6bln dari pernikahan, maka wali ank tsb adl orang yang menghamili dan menikahi ibunya.

      dasarnya adalh:

      1. jumhurul ulama yang memadukan dua ayat berikut ini:

      ﻮﺤﻤﻠﻪ ﻭﻔﺼﺎﻟﻪ ﺜﻼﺜﻮﻦ ﺸﻬﺮﺍ ………(ﺍﻷﺤﻘﺎﻒ١٥)

      ﻮﻔﺼﺎﻟﻪ ﻔﻰ ﻋﺎﻤﻴﻦ ……………………(ﻟﻗﻤﻦ١٤)

      Menurut Surat Al- Ahqoof 15, waktu mengandung dan menyapih = 30 bulan

      Menurtut Luqman 14, waktu menyapih itu =…………………………………= 24 bulan

      Jadi waktu hamil minimal = …………………………………………………………….= 6 bulan

      Sesuai dengan pernyataan tersebut, para alim ulama menghitung jumlah 180 hari: 6bln itu dari
      pernikahan, bukan dari mulainya hubungan sekssual diantara kedua orang tua biologisnya.

      2. ghoyatut talhis.

      غاية التلخيص: نكح حاملا من الزنا فأتت بولد لزمن إمكان وطئه منه بأن ولدت لستة أشهر ولحظتين من عقده وإمكان وطئه لحقه.

      B. menurut madzhab abu hanifah: wali ank tersebut adalh yang menghamili jika dia menikahi ibunya. dasarny adl:

      1.
      ﺍﻟﻮﻠﺪ ﻟﻟﻔﺮﺍﺶ ﻮﻠﻠﻌﺎﻫﺮ ﺍﻠﺤﺠﺮ . ﺮﻮﺍﻩ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﺍﻻ ﺍﻟﺗﺮﻤﺬﻱ

      “Anak itu dinasabkan kepada suami ibunya , sedangkan bagi si pelaku zina dia harus dihukum (dera/rajam)”. Hadist riwayat Jama’ah ahli hadist terkecuali Turmudzi.

      2. dari kitab:

      لحاوي الكبير للماوردي ـ ط الفكر [8 /454]

      وَقَالَ أَبُو حَنِيفَةَ : إِنْ تَزَوَّجَهَا قَبْلَ وَضْعِهَا وَلَوْ بِيَوْمٍ لَحِقَ بِهِ الْوَلَدُ ، وَإِنْ لَمْ يَتَزَوَّجْهَا لَمْ يَلْحَقْ بِهِ
      apabila yang menghamili itu menikahinya sebelum anak lahir walaupun cuma sehari, maka anak tersebut mjd haknya (dia adl ayah bayi tsb). dan apabila dia tidak menikahi wanita tsb, maka dia tidak menghaki anak tsb.

      C. menurut ulama lain demikian juga sebagian tmn2 diskusi: bahwa ank tsb walinya adalah wali hakim, alasannya pernikahan tsb tidak syah.

      demikian yang dpt kami simpulkan, silakan dari tmn2 kalau ada tambahan....makacii...-:)
      2 Mei pukul 0:50 · · 7
    • Narko Afandi sip bro,,tp aq td mlm nguwantuk full
      2 Mei pukul 6:02 melalui seluler · · 2
    • Narko Afandi sy mnta tolong tor(mdrtor),arsipkn sluruh ta'bir yg ada,,sp tau btuh s-wkt2,
      saiki ndang tangi bro ws awan
      2 Mei pukul 6:10 melalui seluler · · 3
    • Rayi Purnama Sari intiny kalo qt memang kshan dan miris melhat kjdian yg sudh2,qt buka mata hati qt,ap qt tega melhat wnta yg tak tw ap2 jauh dr agma ato org2 yg bs dg ikhls untk mengingatkn. apkh qt jg tega mlhat bayi yg lahrny sj sdh brmslh dg keadaan yg ad,sbnar.a diskusi tdk jd panjang jk memg pemahaman diantara qt utk sling mengerti akn mksd tjuan dr mderator.a.tdk saling ngeyel krn bda prinsip.biarlh prinsip it dpegang masing2 org,dan jgn djdikn eyelan utk membenarkn prinsip yg pling kwt,smua baik smua trjwb.dan tentu.a ad bhasn topik yg bru.
      Untk topik in diarsipkn tp jgn jd bhas eyelan,jdiknlh ilmu yg swkt2 dpkai.
      Jazklloh.
      Salam.:-) 
       
      maaf, diskusi di facebook ini hanya sebagian saja yang dapat kami lampirkan guna meringkas tempat. untuk lebih jelasnya silakan kunjungi facebook kami di:
      wa akhiru da'wana anilhamdu lillahirobbil 'alamiin.