Rabu, 17 Agustus 2016

"Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un"

Syarat menjadi orang sabar dan bersyukur adalah: harus berpegang teguh pada "inna lillahi wa inna ilaihi roji'un".
Usahakan hidup itu jangan banyak mengeluh..sampe soal tidur aja kamu mengeluh. Tidur itu adalah aktivitas disaat kita tinggal 5 watt atau disaat kita harus menghimpun banyak tenaga guna menjalankan aktivitas selanjutnya. Kalau menghadapi soal tidur aja kamu setres, Terus gimana kamu mau ngadepi masalah-masalah lain yang jauh lebih besar dan lebih bernilai ketimbang hanya sekedar tidur..?
Kasihanilah dirimu..semakin kamu banyak mengeluh, masalahmu akan semakin sulit dan berat. Karena kamu telah menguras tenagamu untuk ngurusin hal-hal yang tidak perlu sehingga saat kamu harus ngurusi masalah-masalah yang harus kamu selesaikan, tenagamu sudah habis.
Masalah itu adalah hal biasa yang akan dialami oleh setiap manusia, jadi jangan heboh..hadapi aja masalah itu. Jangankan manusia..mahluk Tuhan yang tak berakal seperti hewan aja punya masalah, burung di hutan punya masalah harus mencari makan, pasangan, ngurusin anak, dan seterusnya.. Apalagi kita sebagai manusia.
Dalam hal ini Tuhan telah memberikan gambaran buat kita sebagai kholifah fil ardli dengan sabdaNya:
"Walanabluannakum bisyaiim minal khoufi..dst..". Pada ayat ini Tuhan menggambarkan tentang khawatir, lapar, kurangnya harta, kurangnya fisik karena sakit, tua, dsb. sebagai sebuah ujian yang harus kita hadapi bukan hanya untuk kita keluhkan.
Sekali lagi masalah itu untuk dihadapi, untuk diatasi, untuk membuatmu sebagai pribadi yang tangguh dan bukan pribadi yang pandai mengeluh. Hal tersebut dikuatkan dengan sabda Alloh berikutnya: "Wa basysyirish shoboriin". Hanya orang-orang sabar yang berhak mendapat kegembiraan.
Siapa mereka?
Yaitu orang-orang yang berani berkata dengan ucapan, hati, dan juga tindakan.
Apa yang mereka katakan?
 Yang mereka katakan adalah: "inna lillahi wa inna ilaihi roji'uun"
Apa maksud dari kata tersebut?
Lha di sinilah banyak orang yang salah tafsir atau setidaknya salah anggap dan kurang pas dalam penerapan. Disangkanya "inna lillahi wa inna ilaihi rooji'un" itu adalah ucapan khusus disaat ada orang mati, sedang kesandung batu, atau sedang tertimpa bencana aja. Itu keliru menurut saya. Kata tersebut harus kita ucapkan dan harus kita pegang erat-erat untuk menghadapi semua cobaan yang diberikan oleh tuhan, dan coban itu tidak harus berwujud penderitaan, nikmat juga termasuk cobaan.
Sehingga tidak hanya orang miskin, bodoh, dan orang menderita saja yang harus pegang kata tersebut. Orang pintar, kaya, pejabat, dan orang-orang yang sedang dapat nikmat juga harus memegang erat-erat kata "Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un".

Tujuan dari kata istirja' tsb apa...?
Tujuannya agar kita menjadi golongannya orang yang benar-benar sabar dan benar-benat bersyukur..
Siapa mereka..?
Orang yang benar-benar sabar itu bukan mereka yang menghadapi cobaan dengan sedih, nelongso, dan sengsoro itu bukan. Orang yang benar-benar sabar adalah mereka yang "ngala hudan min robbihim" orang-orang yang berjalan di atas petunjuk Tuhan, orang yang berani menghadapi cobaan dengan penuh kesadaran bahwa dia sedang diuji oleh Tuhan guna mendapatkan nikmat, diangkatnya sebuah derajat, atau minimal dengan ujian tersebut kesalahannya diluruskan dan dosanya dimaafkan.

Orang yang sabar itu pasti orang yang bahagia meskipun sedang dilanda kesedihan. Jika belum bahagia dan masih ngenes maka kesabarannya masih ada yang keliru alias belum benar dan dia belum bisa ber-inna lillahi wa inna ilaihi roji'un.
Lha nggak bahagia gimana...?! lha wong kesabaran itu adalah "Lamin 'azmil umuur" atau kata Nabi kesabaran itu "afdlolunni'mah". Sabar itu perkara paling luhur dan nikmat paling besar lagi utama sehingga jika seseorang kok belum bahagia berarti dia belum faham tentang sabar dan belum jadi orang yang benar-benar Asshobiruun.

Sementara orang yang benar-benar bersukur itu bukan orang yang hanya mengucapkan Alhamdulillah aja. Tapi syukur yang sesungguhnya adalah "tashorrufin ni'mat liajlit tho'at" Menasarupkan apa saja nikmat yang diberikan tuhan untuk kebaikan dan selalu berupaya untuk "ngala hudan min robbihim" dan selalu berpegang teguh pada "Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un sehingga dia masuk dalam golongannya "wa qolilun min ngibadias syakuur: (dan sedikit sekali hamba-hambaku yang bisa bersyukur).

Sabar dan syukur adalah dua pekerti yang mulia dan luhur, sehingga Orang yang benar-benar bisa sabar dan orang yang benar-benar bisa bersyukur pasti bahagia.
Hal itu sesuai dengan sabda Nabi: "Lilmukmin farhatani...dst" orang iman itu punya dua kebahagiaan:
*Ketika sedang dicoba dengan kesusahan dia bersabar
*Ketika dicoba dengan kesenangan dia bersyukur.
Lha orang seperti ini nggak bahagia gimana..?!, dia itu paham betul tentang kehidupan sehingga dia hafal betul bahwa susah dan senang itu datang bergantian dan nggak ada yang abadi di dunia. Jadi apa yang perlu disedihkan..? Ya tinggal nyikapin aja yang bener: pas lagi susah sabar, pas lagi senang bersyukur, gitu aja. Lagian apa sih istemewanya susah dan senang..? Keduanya nggak ada yang istimewa dan biasa-biasa saja. Seandainya ada yang perlu diistimewakan, maka cara mensikapi dengan benar atas kesusahan dan kesenangan yang kita terima (dengan cara bersabar dan bersyukur), itulah yang paling berhak menyandang gelar istemewa.
Semoga Alloh senantiasa memberikan rahmat dan pertolongannya kepada kita sehingga kita bisa lulus ujian dengan mendapatkan dua keberuntungan dan dua kebahagiaan dalam dua kehidupan...Amiin.

Yogyakarta 17 Agustus 2016

Habib A. A















Tidak ada komentar:

Posting Komentar